Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebenaran Datang Namun Usang

Artikel Inspiratif Kehidupan

Blogger Health ~ #filsafat, #perilaku, #realitas

Kebenaran Datang Namun UsangDi Indonesia ada seni wayang, dan didalamnya terdapat satu tokoh Kurawa yang identik dengan tanaman benalu yakni Sengkuni.

Tokoh ini selalu ditakdirkan menempati prosentase besar dalam semua alur cerita wayang, dan selalu menang dan menjadi pihak berpengaruh besar dalam cerita kehidupan wayang.

sengkuni
Selain pihak Kurawa, dalam seni wayang terdapat juga para tokoh Pendawa yang identik dengan kebenaran.

Para tokoh kebenaran selalu menempati porsi besar terhadap kesedihan, kemalangan, kesusahan, ditakdirkan selalu kalah dalam pengaruh dan hanya menjadi pihak korban.

Kalaupun akhirnya pihak Pendawa menjadi pihak pemenang, maka dipastikan bahwa waktu penyelenggaraan panggung kehidupan wayang telah mendekati waktu bubaran.

Episode kemenangan pihak kebenaran, hanya menjadi bagian ending kehidupan cerita pewayangan.



Kebenaran Datang Namun Usang

Dalam kondisi kehidupan nyata, suatu gambar kejadian diatas, bisa mewarnai para pihak yang terlibat langsung dalam cerita kehidupan.

Bisa dirasakan namun tidak bisa muncul ke permukaan, karena kebenaran dan kesalahan memang dua sisi kehidupan yang sulit untuk dibuktikan.

Dalam proses mencari bukti, pihak kebenaran akan selalu tergambar sebagai pihak penuh kesialan, dan selalu berbanding terbalik dengan kondisi dari pihak kesalahan yang justru memiliki kemampuan dalam menikmati nikmat indahnya kondisi gonjang-ganjing itu.

Kemunculan kebenaran dan kesalahan menjadi warna kehidupan, disebabkan karena adanya unsur kelemahan dari para pihak yang "tidak terlibat" secara langsung.

Mereka yang tidak terlibat dalam persoalan, adalah pihak yang seharusnya bisa menjadi penengah dengan cara mencoba memahami, mencari tahu duduk perkara yang sebenarnya, baru melakukan tindakan upaya memberikan solusi permasalahan.

Kembali ke dunia wayang, pihak yang tidak terlibat langsung namun sebenarnya mereka bisa menjadi penengah adalah para tokoh dewa dewi.

Anda bisa membayangkan bahwa dalam dunia wayang sering ditampilkan bahwa, para tokoh dewa dewi, bisa "tidak paham" dengan persoalan kebenaran dan kesalahan dari para tokoh wayang.

Kalau namanya dewa tentu seharusnya tahu dan paham persoalan.

Nah di dunia wayang para tokoh dewa dewi saja bisa bingung, maka dalam kehidupan nyata kita sebagai manusia, sabar...sabar...sabar.

Artikel ini sebagai wujud keprihatinan tentang kehidupan yang terkadang susah dipahami, semua hanya misteri tanpa kejelasan.

Sebuah kebenaran jika bisa menjadi panglima kehidupan mungkin dunia tidak pernah ada perang.

Kesalahan dan dengan para tokoh hebatnya selalu menjadi panglima kehidupan, dan cerita legenda ketenarannya lebih "booming" dibandingkan dengan cerita para tokoh kebenaran.

Dalam perjuangan meraih simpati, semua para tokoh kebenaran selalu dihadapkan dengan kesulitan bertumpuk dan berlapis, karena kebenaran identik dengan kesusahan.

Sementara cukup diperlukan hanya seorang tokoh kesalahan dalam usaha untuk meraih simpati.

Seorang tokoh kesalahan hanya cukup membuat sebuah trik, dan semua bisa lancar berjalan begitu sangat mudah, dan dipastikan simpati segera mengalir deras dari mereka yang tidak mengetahui duduk persoalan akan ramai ramai mendukungnya.

Justru saat seperti ini inti gegap gempita sebuah cerita.

Baca : Tips dan Trik Mulai Hidup Baru

Ya itulah kenyataan kehidupan dunia, walau akhirnya semua para tokoh kebenaran baru memperoleh simpati, namun setelah semua berjalan menuju akhir cerita, dan benar-benar telah usang oleh waktu.

Hanya waktu yang mampu membuat para pihak pendukung kesalahan menyadari kekeliruannya, dan dukungan simpati mereka ini, telah memiliki status terlambat, karena cerita memang telah selesai.

Kebenaran Datang Namun Usang

penjilat
Sengkuni dan benalu selama hidup dan hingga saat matinya tetap menduduki jabatan terhormat, terpandang, dihormati, disegani dan dibenci.

Nama para tokoh penjilat dan tanaman benalu memang tidak bisa hidup tanpa melakukan tindakan kesalahan, keduanya memang memiliki takdir kehidupan yang lebih "menyenangkan".

Nama mereka tetap "abadi" dan jauh lebih tenar dibandingkan dengan para tokoh pejuang kebenaran.

Tragisnya para tokoh kebenaran bisa dilakukan survey ... pada saat akhir kehidupan dan saat kematiannya justru dalam kondisi merana, sendiri, terabaikan dan membuat hati nelangsa.

Walaupun nama para tokoh kebenaran tetap dikenang, namun tidak bisa mengalahkan ketenaran dari para pemeran takdir "sang pemenang", "sengkuni", "benalu", dan sang "penjilat" sejati.

Entahlah...ini memang tentang misteri kehidupan nyata yang aneh.

Inilah Dunia Kehidupan Dalam Panggung Sandiwara
Ahmad Albar - 1992



Kebenaran Datang Namun Usang

Artikel Inspiratif Kehidupan
Semoga bermanfaat.